Tuesday, June 2, 2015

Filum Coelenterata


 
Filum Coelenterata
Coelenterata adalah filum kedua yang terdapat dalam kingdom animalia, yang mempunyai arti :
          Berasal dari bahasa yunani.
Coelen : Rongga
Enteron : Usus

   Anggota dari filum ini adalah semua hewan yang memiliki tubuh atau rongga yang berbentuk kantong yang digunakan sebagai usus.
Coelenterata juga disebut sebagai Cnidaria (Bahasa Yunani, Cnido : penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang mempunyai sel penyengat (Nematosis)
A. Ciri-ciri Coelenterata
  • Memiliki bentuk tubuh simetri radial (memotong bidang melalui pusat menciptakan segmen identik, mereka memiliki bagian atas dan bawah tapi tidak ada ‘sisi’)
  • Merupakan hewan karnivora (mereka memakan invertebrata kecil)
  • Tidak memiliki organ atau sistem organ (hanya jaringan yang mengandung sel-sel khusus dikelompokkan bersama)
  • Tidak memiliki otak tetapi impuls saraf berjalan melalui tubuh mereka dan mampu mendeteksi sinyal dari lingkungan
  • Rangka tubuh mengandung zat kapur atau zat kitin.
  • Berhabitat di laut dan air tawar
  • Multiseluler
  • Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan
  • Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Pada lapisan luar ektodermis tentakel terdapat sel racun (knidosit) atau sel penyengat (nematosis)
  • Mempunyai dua siklus hidup.
B. Cara Mendapatkan Makanan
Struktur nematosit pada Coelenterata
Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luarsel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.

Di dalam tentakel Coelentera, terdapat sel knidosit yang berguna untuk melumpuhkan mangsa. Di dalam knidosit, terdapat sub-sel seperti kapsul yang disebut nematosit. Lalu, knidosil(cn) yang berguna sebagai sensor kapan nematosit akan ditembakkan ke tubuh mangsa. Racun yang terkandung dalam knidosit disebut neurotoxin yang akan menyerang melumpuhkan sistem saraf mangsa dan membuatnya lebih mudah dimakan oleh coelenterata. Ketika belum ditembakkan benang penyengat(f) masih tergulung di dalam knidosit bersama dengan nematosit. Ketika knidosil menyentuh kulit mangsa, nematosit akan setengah keluar. Ketika sudah menembus kulit, baru nematosit tertembak sepenuhnya bersamaan dengan benang penyengat.


C.   Siklus Hidup Coelenterata

1.    Medusa        
        
Merupakan bentuk tubuh yang dapat bergerak bebas. Fase medusa digunakan sebagai fase reproduksi secara seksual (generatif) sehingga dapat menghasilkan spermatozoid dan ovum. Fase ini biasanya lebih hidup soliter.














    2.    Polip
Merupakan bentuk tubuh yang hidup menetap dengan cara melekat pada suatu substrat, sehingga tidak dapat bergerak bebas. Fase ini biasanya lebih hidup berkoloni.












D.Metagenesis Coelenterata


Fase awal metagenesis Coelenterata adalah fase polip. Dari gambar di atas adalah contoh metagenesis Obelia sp., yang mempunyai dua jenis polip. Medusa akan terbentuk dari polip gonangium(reproduksi) dengan cara aseksual. Setelah dewasa, medusa betina dan medusa jantan akan bereproduksi secara seksual. Ada beberapa spesies ubur-ubur yang ovum nya sudah di fertilisasi akan tinggal di dalam tubuh induknya sampai menjadi larva bersilia (planula), tetapi ada juga yang setelah mengalami proses fertilisasi akan berenang-renang di air hingga sampai di dasar perairan.
Setelah dibuahi, ovum akan berubah menjadi zigot yang lalu berubah menjadi larva bersilia(planula) yang kemudian berenang ke dasar perairan. Dari situ, akan berkembang menjadi koloni muda (polip) lalu menjadi koloni dewasa (polip).



E.  Reproduksi Coelenterata
1.    Aseksual

Dilakukan dengan cara bertunas (budding). Sel epidermis dan gastrodermis akan membelah dan membentuk sel baru di salah satu sisi polip, disebut tunas. Tentakel dan coelenteron akan terbentuk. Dengan berjalannya waktu, tunas yang baru terbentuk akan melepaskan diri dengan bantuan dari benda sekitarnya. Tunas tersebut akan melilitkan tentakelnya dan melepaskan dirinya.
2.  Seksual

 Terjadi dengan peleburan sel sperma dan ovum yang terjadi pada fase medusa. Ovum yang sudah dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium menjadi larva bersilia (planula), lalu dilepaskan, dan berenang meninggalkan induk menuju dasar perairan yang akan tumbuh menjadi polip. 





F.  Struktur Tubuh Coelenterata
Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam. Ada yang panjangnya beberapa milimeter, misalnya Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.
Tubuh coelenterata merupakan tipe dipoblastik, dimana tubuh terdiri atas dua lapisan, yaitu epidermis(ektoderm) dan gastrodermis(endoderm). Di antara dua lapisan tersebut terdapat zat yang seperti jeli, yang disebut dengan mesoglea. Pencernaan terjadi di rongga gastrovaskuler. Coelenterata mempunyai mulut/anus yang dikelilingi dengan tentakel.
Fase medusa dan fase polip mempunyai susunan tubuh yang relatif sama.








G.Kelas-Kelas Coelenterata
1. Hydrozoa
(Yunani, hydro : air, zoa : hewan)
Fase dominan kelas ini adalah polip. Umumnya hidup berkoloni.
Contoh : Obelia sp., Hydra sp., Physalia physalis (Portuguese Man-of-war)

Pada Obelia sp., hidup berkoloni dan dalam bentuk polip di air laut. Koloni polip ada dua macam, polip vegetatif(hydrant) untuk mencari makanan dan polip generatif(gonangium) yang berfungsi untuk membentuk medusa.













 
Physalia physalis adalah hydrozoa yang mengambang. Spesies ini sebenarnya sebuah koloni yang mempunyai 4 jenis polip yaitu, pneumatofor (badannya yang mengandung gelembung udara-dari beberapa sumber mengatakan air yang ada di dalam gelembung udara tersebut merupakan urin), dactylozoid (tentakelnya), gastrozoid (untuk mencari makan), dan gonozoid (untuk bereproduksi).










2. Scyphozoa
(Yunani, scypho : mangkok, zoa : hewan)
Generasi dominan adalah medusa. Bentuknya seperti mangkok terbalik. Di bagian bawah terdapat mulut dan tentakel yang mengandung racun nematosis yang sangat gatal, berguna untuk menangkap mangsanya. Tubuh anggota kelas ini transparan.
Contoh : Aurelia aurita, Chrysaora frutescens, Cyanea sp.

Aurelia aurita


Cyanea sp.












Chrysaora frutescens






















3. Anthozoa
(Yunani, anthus : bunga, zoa : hewan)
Bentuk tubuhnya seperti bunga dengan warna yang beraneka ragam. Tidak seperti kelas lainnya, Anthozoa tidak mempunyai generasi medusa dalam daur hidupnya, hanya bentuk polip. Fase polip kelas Anthozoa ini lebih besar dari hydrozoa maupun scyphozoa.
Contoh : Metridium senile, Anthopleura xanthogrammica, Euphylia glabrescens.

Euphylia glabrescens atau yang biasa dikenal dengan anemon laut membentuk simbiosis komensalisme dengan ikan badut(Amphiprio percula).
Anemon laut(Euphylia glabrescens) dan ikan badut(Amphiprio percula)
 
Anthozoa dibagi menjadi dua subkelas, yaitu :
}  Hexacorallia (Mawar Laut)
Memiliki sedikit tentakel yang kadang bercabang. Contoh : Metridium sp., Anthopleura xanthogrammica, Urticina lofotensis.





















































































































Metridium senile











Urticina lofotensis



Anthopleura xanthogrammica



















Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut mawar laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah pasir dan kotoran lain tidak melekat.
}  Octocorallia (Coral)
Memiliki delapan tentakel yang bercabang cabang seperti bulu dan memiliki delapan sekat. contoh : Euplexaura sp. (akar bahar)
Hidup berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat. Massa itu sebenarnya yang dibentuk oleh generasi polip. Coral yang sudah mati, rangka kapurnya akan membentuk batu/terumbu karang.
Tiga tipe karang :
·         Karang pantai/karang tepi
·         Karang penghalang (Great Big Reef di Australia)
·         Karang atol (pulau yang terbentuk dari karang)

Karang atol (Pulau yang terbuat dari karang)
















Great Barrier Reef di Australia

4. Cubozoa
Dari banyak sumber yang menginformasikan coelenterata, hanya sedikit yang menuliskan tentang kelas cubozoa. Dikarenakan, anggota kelas ini sering dianggap sebagai anggota kelas scyphozoa. Dengan bentuknya yang hampir sama. Yang membedakan cubozoa dari scyphozoa adalah bentuk dan posisi tentakelnya, dimana cubozoa mempunyai sedikit/banyak tentakel yang berposisi seimbang di 4 sudut dan juga bila dilihat dari atas, dapat diketahui bahwa bentuk tubuhnya adalah kotak.
Sampai hari ini, ada sekitar 20 spesies diketahui di perairan tropis dan subtropis.
Dari sekian kelas coelenterata, cubozoa mempunyai anggota yang paling berbahaya bagi manusia.
Contoh : Carukia barnesi, Carybdea sivickisi, Chiropsalmus sp., Chironex fleckeri.

Chironex fleckeri
Carukia barnesi



Carybdea sivickisi



H. Peran dan Manfaat Coelenterata
1.   Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk di buat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik.
 2.  Di Jepang, selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
3.   Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari abrasi air laut.
4.   Merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
5.   Pantai dengan karang yang indah dapat dijadikan objek wisata.
6.   Dapat dijadikan tempat untuk menyalurkan hobi para penggemar snorkeling dan diving.




I.     Perbandingan Kelas-Kelas Coelenterata

Hydrozoa
Scyphozoa
Anthozoa
Cubozoa
Generasi/fase dominan
Polip
Medusa
Polip
Medusa
Jumlah spesies
3000
200
6000
20
Pola hidup
Koloni
Soliter
Koloni
Soliter

No comments:

Post a Comment